What a basic! Exposure Triangle

Yap sobat, bisa dibilang exposure triangle ini adalah hal yang mendasar. Ketika kita membeli sebuah kamera DSLR, atau kamera apapun yang memberikan akses manual seting, sebelum kita menekan tombol shutter, pasti kita akan disodorkan & difokuskan pada pengaturan elemen Exposure Triangle ini agar hasil foto kita nantinya memiliki ketepatan cahaya. Yap elemen tersebut adalah ISO, Aperture & Shutter speed.

 exposure-triangle

Dari ilustrasi diatas dapat sobat pahami, bahwa ketiga elemen tsb ISO, Aperture & Shutter Speed (Exposure Time) benar2 saling berhubungan dalam proses nya untuk menghasilkan foto dengan akurasi cahaya yang tepat (Tidak gelap / terlalu terang). Akan tetapi, penggunaan dan perubahan yang dilakukan pada nilai (angka) di tiap2 elemen tsb, akan memiliki konsekuensi dampak yang berbeda-beda pada hasil foto.

  •  ISO

Adalah yang mengatur tingkat sensitifitas sensor kamera pada sebuah cahaya. Pada kamera di representasikan dengan angka, dimana semakin besar nilai nya, semakin terang foto yang dihasilkan. Akan tetapi ada sebuah hal yang harus sobat perhatikan juga yaitu, semakin besar nilai nya, semakin banyak juga noise yang dihasilkan. Noise adalah sebuah artefact, atau drawback yang pada hasil foto terlihat sebagai titik-titik kecil berwarna, dan umumnya terlihat pada area shadow (gelap). Tentunya noise ini secara umum mengurangi keindahan sebuah foto, dan sifat noise ini berbeda-beda juga sangat bergantung pada kekuatan sensor maupun kecanggihan chipset pada sebuah kamera. Pada kamera full frame efek noise ini akan sedikit berkurang dibanding kamera non fullframe. Conclusion singkatnya : 1. Semakin tinggi nilai ISO —-> Semakin terang, semakin noise. 2. Semakin rendah nilai ISO —-> Semakin gelap, noise minim.

Perbandingan foto Noise
Perbandingan foto Noise
  • Aperture

Adalah elemen / mekanisme / part pada lensa atau umum disebut diafragma. Pengaturan nilai aperture bisa dilakukan langsung pada lensa nya secara manual (Biasanya lensa2 jaman dulu) atau sekarang pada umumnya ketika teknologi semakin maju, pengaturan seting aperture bisa dilakukan pada kamera dslr langsung, umumnya di representasikan dengan sebuah angka yang didahului dengan huruf F / f. Semakin kecil angka nya, semakin lebar bukaan diafragma dan semakin terang hasil sebuah foto dan sebaliknya. Dampak lainnya dari perubahan nilai pada diafragma/aperture adalah BOKEH. Bokeh adalah istilah dalam fotografi dimana mengacu kepada Depth Of Field (DOF) yang menentukan lebar/tipisnya area fokus dimana objek / background / foreground yang berada diluar area fokus tersebut akan blur ketika pengambilan foto terjadi.

PXA_5770

Seperti sobat lihat pada contoh foto diatas, fokus pada foto tsb adalah bunga, foto diambil dengan menggunakan aperture f1.4 Conclusion singkatnya : 1. Semakin rendah nilai Aperture —-> Semakin terang, area fokus semakin sempit —-> bokeh semakin kuat. 2. Semakin tinggi nilai Aperture —-> Semakin gelap, area fokus semakin lebar —-> bokeh semakin minim.

  • Shutter Speed

Adalah mekanisme dalam kamera yang menentukan seberapa cepat / lambat sebuah curtain bergerak membuka & menutup agar cahaya dapat masuk dan ditangkap oleh sensor. Untuk lebih jelas nya sobat bisa lihat video ini. Setelah sobat lihat video tsb bisa diperhatikan bahwa pergerakan curtain (tirai yang membuka/menutup) akan semakin cepat ketika angka shutter speed semakin kecil (Kecil dalam hitungan satuan detik ya, kan paling besar adalah 30 detik dan paling kecil adalah seper delapan ribu detik). Shutter speed di representasikan dengan hitungan detik (angka), umumnya dari 30s sampai sepersekian detik misal 1/60, 1/100, hingga maksimal 1/8000 pada kemampuan kamera umumnya. Semakin lambat detik nya, semakin lama / lebar curtain membuka, semakin banyak cahaya yang mengenai sensor & semakin terang foto yang dihasilkan dan sebaliknya. Dampak yang dihasilkan dari nilai shutter speed ini adalah shake, motion blur & freeze.

Ini bakal jadi penjelasan yang panjang sobat :D. Logika simpel nya mekanisme shutter speed yang dilakukan oleh curtain ini layaknya kedipan mata dengan urutan mata terpejam -> mata terbuka -> mata terpejam. Bisa sobat praktekkan misal sobat melihat pertandingan sepak bola, dalam adegan tertentu coba sobat pejamkan mata, lalu buka mata dan pejamkan lagi secara cepat, apa yg sobat dapatkan? sobat akan mendapatkan visualisasi sekilas pandang namun jelas pada momen apa tadi sobat membuka mata. Seolah-olah sobat menghentikan waktu & mendapatkan potongan adegan dari pergerakan yang cepat para pemain bola tersebut. Itulah contoh mekanisme shutter speed dengan kecepatan tinggiDengan shutter speed yang semakin cepat, kita akan mampu menangkap potongan adegan (Freeze moment) dengan tajam pada pergerakan objek yang cepat pula.

Foto yang diambil dengan menggunakan Shutter speed tinggi. Sumber : http://photography-on-the.net/forum/showthread.php?t=844306
Foto yang diambil dengan menggunakan Shutter speed tinggi. Sumber : http://photography-on-the.net/forum/showthread.php?t=844306

Lalu bagaimana dengan shutter speed yang rendah atau lambat? Perlu kita sadari bahwa memotret itu adalah aktifitas yang kita lakukan untuk mendapatkan SATU buah frame dalam setiap kita menekan tombol shutter. Yang berarti kita secara efektif hanya bisa menangkap satu adegan dimana melibatkan sebuah objek yang mungkin melakukan sebuah pergerakan, baik itu terlihat maupun tidak. Dengan kata lain untuk mendapatkan sebuah gambar yang tajam sebaiknya tidak boleh ada pergerakan berarti dari si objek atau disiasati dengan shutter speed tinggi, betul? Nah pada kenyataannya, apabila kita menggunakan shutter speed rendah, kemudian ketika curtain membuka dan menutup, bukan saja hanya cahaya yang ditangkap oleh sensor, tetapi juga pergerakan. Yang akhirnya pergerakan tersebut terekam oleh sensor dan tampak sebagai gambar yang blur.

Foto yang diambil dengan menggunakan seting shutter speed yang kurang tepat. Sumber:http://blog.phowd.com/2014/11/sports-photography-tips/
Foto yang diambil dengan menggunakan seting shutter speed yang kurang tepat. Sumber:http://blog.phowd.com/2014/11/sports-photography-tips/

Dari gambar diatas bisa sobat lihat gambar yang diambil dengan penentuan nilai shutter speed yang kurang tepat, tampak pergerakan yang blur tertangkap oleh sensor. Yang seharusnya gambar diatas bisa dihindari dengan penggunaan shutter speed yang lebih sepat, misal 1/2000 hingga 1/4000.

Tabel Shutter Speed

Berikut saya coba buatkan penentuan nilai shutter speed terhadap pergerakan sesuai kategori kecepatan nya, tabel ini saya buat berdasarkan perkiraan dari pengalaman saya pribadi memotret dan menggunakan kamera, selebihnya sobat harus langsung mempraktekan sendiri dengan banyak latihan memotret dan mendapatkan kesimpulan dan solusi. semoga membantu ya sobat :

  • Orang berjalan : shutter speed cukup diantara 1/80 – 1/100
  • Orang berlari : shutter speed cukup diantara 1/500- 1/2000
  • Olahraga cepat (Bola, marathon, gymnastic, dll) : shutter speed cukup diantara 1/2000 – 1/4000
  • Olahraga balap (race car, motocross, dll) : shutter speed di 1/4000 atau lebih
  • Wildlife (burung terbang, harimau berlari, dll) : shutter speed berkisar di 1/2000 sampai 1/4000

Silahkan sobat coba, pahami dan terus berlatih, hingga untuk pemahaman shutter speed ini sobat akan terbiasa dan hafal dengan kecepatan pergerakan, dan bisa menentukan shutter speed yang tepat sebelum moment yang sobat tunggu terjadi.

Kesimpulan

Puyeng ya sobat? :D, ya memang begitu, bahkan triangle exposure ini (aperture, iso & shutter speed) terkadang masih membingungkan bahkan untuk fotografer ahli sekalipun, terutama dalam moment yang berjalan cepat. Memang fotografi tidak mudah sobat, selain memikirkan hal teknis, disaat itu pula seorang fotografer harus memikirkan angle, komposisi, pose, dll. Intinya terus belajar sobat..hal yang susah dan membingungkan adalah kecil kalau sobat memiliki niat dan konsistensi yang besar. Semoga posting ini bisa kasih pencerahan buat sobat :). Thanks sudah mampir dan membaca di blog ini.

Leave a comment